Pages

Subscribe:

Labels

Senin, 21 Oktober 2013

Pengelolaan Administrasi dan Penataan Alat/Bahan Laboratorium


I. Pendahuluan
Pada dasarnya semua peralatan di sekolah adalah milik negara/milik yayasan untuk sekolah yang bestatus swasta yang dipercakan ke sekolah untuk dipergunakan dan dikelola sesuai program yang telah dibakukan dalam hal ini untuk kegiatan proses belajar mengajar. Maka peralatan itu harus dipertanggung-jawabkan sesuai aturan atau kebijakan yang berlaku diantaranya ialah bahwa semua peralatan yang masuk ke laboratorium harus dilengkapi dengan dokumen pendukungnya (ada berita acara serah terima alat, hari/tanggal, spesifikasi alat/bahan, jumlah).
Agar semua alat dan bahan mudah dideteksi dengan prinsip.
1. mudah dilihat
2. mudah dijangkau
3. aman untuk alat
4. aman untuk pemakai

Untuk mencapai keadaan itu maka perlu ada pengadministrasian di laboratorium yang bertujuan.
a. Memahami cara menata dan menyimpan alat/bahan di laboratorium
b. Memahami cara mengadministrasikan alat/bahan.
c. Mengenal dan mengisi perangkat administrasi
d. Menerapkan cara menata, menyimpan dan mengadministrasikan alat/bahan dilaboratorium kimia.

II. Isi
Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efectifdan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya.
Pengelolaan laboratorium meliputi beberapa aspek yaitu:
1. perencanaan
2. penataan
3. pengadministrasian
4. pengamanan, perawatan dan pengawasan.
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan penguna fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan, dan bahan) serta aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Dimana pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memilki kesadaran dan merasa terpanggil untuk mengatur, memelihara dan mengusahakan keselamatan kerja.
Penataan dan penyimpanan alat dan bahan didasarkan pada :
1. Keadaan laboratorium, yang ditentukan oleh:
a. Fasilitas seperti : ada tidaknya ruang persiapan, ruang penyimpanan.
b. Keadaan alat seperti : jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, termasuk alat mahal atau tidak.
c. Keadaan bahan seperti: wujud (padat, cair, gas), sifat bahan (asam/basa) seberapa bahaya bahan tersebut dan seberapa sering digunakan.

2. Kepentingan pemakai ditentukan oleh:
a. Kemudahan di cari atau digapai.
Untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci). Penyimpanan alat diperlukan ruang penyimpanan dan perlengkapan seperti lemari, rak dan laci yang ukurannya disesuaikan dengan luas ruangan yang tersedia.

b. Keamanan dalam penyimpanan dan pengambilan.
Alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan, atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti stop watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan sehingga fungsinya berkurang.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat:
1. bahan dasar pembuat alat (kaca, logam atau kayu)
2. bobot alat
3. kepekaan alat terhadapa lingkungan
4. pengaruh alat yang lain
5. kelengkapan perangkat alat dalam suatu set.

Sedangkan untuk penyimpanan bahan, ada juga hal-hal yang harus diperhatikan seperti:
1. Wujud zat : padat disimpan terpisah dari cair.
2. Konsentrasi zat : konsentrasi yang pekat disimpan terpisah dan khusus.
3. Bahaya dari zat : zat yang berbahaya tidak disimpan diatas.
4. Label : semua wadah yang berisi bahan atau zat kimia harus diberi label.
5. Kepekaan zat terhadap cahaya : zat yang peka terhadap cahaya disimpan dalam botol cokelat.
6. Kemudahan menguap: zat yang mudah menguap disimpan ditempat dingin dan sejuk, serta hindarkan dari cahaya langsung.
7. Larutan indikator disimpan dalam botol tetes (botol kecil yang dilengkapi dengan pipet tetes pada sumbatnya).

Pengadministrasian di laboratorium adalah proses mencatat atau menginventarisis fasilitas yang ada dan aktivitas yang berlangsung di laboratorium. Dengan adanya pengadministasian yang tepat, semua fasilitas dan activitas laboratoriun dapat terorganisir.

Nilai postif yang dapat diperoleh jika ada inventarisasi laboratorium, antara lain :
1. Memudahkan penggadaan dan pengecek bahan dan alat.
2. Meefisiensikan pengguna budget.
3. Memperlancar pelaksanaan praktikum.
4. Memudahkan membuat laporan pertanggung-jawaban.

Untuk mengetahui tentang keadaan dan keberadaan alat/bahan maka diperlukan perangkat seperti:
a) Buku inventaris.
b) Buku/kartu stock alat/bahan.
c) Buku/kartu daftar alat rusak/bahan habis.
d) Buku daftar usulan penggadaan alat/bahan (apakah dengan cara dibeli sendiri atau dropping dari pemerintah).
e) Buku daftar peminjam alat.

Demi untuk memperlancar proses aktivitas di laboratorium sangat diperlukan :
a) Program kerja di laboratorium.
b) Jadwal kegiatan laboratorium.
c) Buku catatan harian kegiatan laboratorium.
d) Daftar alat/bahan sesuai lembar kerja siswa.


III. PenutupManajemen Laboratorium adalah usaha untuk mengelola laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku. Pengelolaan laboratorium yang baik tergantung beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa peralatan laboratorium yang canggih dengan staf yang professional dan terampil tidak serta merta dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas laboratorium sehari-hari.

Pengertian Laboratorium


Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Laboratorium adalah tempat atau kamar dsb tertentu yg dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dsb).

Oxford English Dictionary
Laboratorium adalah ruang atau bangunan yang dilengkapi dengan peralatan untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, atau pembuatan obat-obatan dan bahan-bahan kimia.

PERMENPAN No. 3 Tahun 2010
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laboratorium(disingkat lab) adalah suatu bangunan yang di dalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi bahan tertentu.

Laboratorium dibedakan sesuai bidang keilmuan yang dipelajari, misalnyalaboratorium kimia yang berkecimpung dalam bidang ilmu kimia. Laboratorium kimia terbagi lebih spesifik lagi seperti laboratorium kimia fisika, laboratorium kimia organik, laboratorium kimia anorganik, laboratorium kimia analitik, laboratorium biokimia, laboratorium kimia instrumen, dsb.

Tipe Laboratorium berdasarkan PERMENPAN No. 3 tahun 2010, terbagi dalam 4 kategori:
  1. Laboratorium Tipe I adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di sekolah pada jenjang pendidikan menengah, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan siswa. 
  2. Laboratorium Tipe II  adalah laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan tinggi tingkat persiapan (semester I, II), atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani kegiatan pendidikan mahasiswa. 
  3. Laboratorium Tipe III  adalah laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen. 
  4. Laboratorium Tipe IV adalah laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan dosen.

Contoh Program Kerja Lab IPA


KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmatdan izin Allah penyusun dapat menyelesaikan sebuah Program Kerja tahunanyang dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan KBM diLaboratorium IPA SMP IT Kholiliyah Jepara. Adapun Rencana Kerja Laboratoriumtahun ini akan lebih diarahkan pada peningkatan tata kelola dan penambahanterhadap alat/bahan di laboratorium guna memberikan pelayanan terhadap siswapengguna Lab lainnya. Hal ini akan memberikan sebuah motivasi siswa untuk belajardalam pembuktian teori melalui percobaan / demonstrasi untuk menjadi kenyataan.
Selanjutnya untuk lebih berkembangnya peran Laboratorium tak terlepas darikerja sama dari berbagai pihak seperti peran kepala sekolah, wakil sarana/prasanadan guru-guru bidang studi yang terkait serta seluruh komunitas sekolah.Demikianlah yang dapat penyusun paparkan dan oleh karena itu dalamkesempatan ini penyusun menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yangtelah ikut andil dalam menyusun program ini terutama kepada : 1. Kepala SMP IT Kholiliyah Jepara. 2. Urusan Kurikulum SMP IT Kholiliyah Jepara. 3. Urusan Sarana/Prasarana SMP IT Kholiliyah Jepara 4. Bapak dan Ibu stafpengajar IPA SMP IT Kholiliyah Jepara, dan teman-teman sejawat yangtelah memberikan dorongan dan semangat sehingga terlaksananya penyusunanProgram Kerja ini, Amin yarabbil’alamin.
Penyusun menyadari sepenuhnya di dalam penyusunan Program Kerja inimasih banyak kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasanpengetahuan dan pengalaman yang penyusun miliki. Oleh sebab itu kritik dan saransangatlah penyusun harapkan, demi kesempurnaan penyusunan Program KerjaLaboratorium ini. Akhirnya harapan penyusun, semoga Program Kerja ini bermanfaatbagi pendidikan sains khususnya bagi rekan-rekan guru jurusan IPA.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
SMP IT Kholiliyah Jepara adalah sebuah institusi pendidikan dalampencapaian tujuannya sangat didukung oleh berbagai komponen. Salah satunyaadalah Laboratorium IPA. Lebih dari itu Laboratorium IPA adalah hal yang sangatmendasar dalam terlaksananya suatu proses pendidikan untuk mencapai hasilpembelajaran yang lebih baik. Laboratorium adalah tempat pembelajaran sains IPAdengan cara mencari pengetahun tentang alam secara sistematis melalui prosespenemuan ( inquiri ) yang menekankan pemberian pengalaman langsung dalampenggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah siswa,yangbermuara pada pembelajaran Work-Based experimen ( belajar sambil bekerja ).
Keberadaan Laboratorium IPA juga perlu didukung oleh berbagai program yang baikagar dapat mencapai tujuan yang direncanakan dan mengacu kepada Visi dan Misi SMP IT Kholiliyah Jepara dan Kabupaten Temanggung. Penyusunan program yang baik danterencana akan menciptakan suatu pengembangan dan pemeliharaan Laboratorium IPA ke depan. Hal ini akan mendukung tingkat keberhasilan Program yang ingindicapai sekaligus memberikan tingkat ketercapaian Visi dan Misi SMP IT Kholiliyah Jepara dan Kabupaten Temanggung.
2. Dasar Pemikiran
a. Pasal 12 ayat (1) dan Pasal 30 UU No 20 Tahun 23 tentang Sistem PendidikanNasional
c. Visi dan Misi serta Program Kerja SMP IT Kholiliyah Jepara
d. Program Kerja Laboratorium IPASMP IT Kholiliyah Jepara
3.Tujuan
a. Tujuan dari Program Kerja Pengelola Laboratorium ini adalah sebagai guru yang telah disertifikasi untuk mengarah kepada guru yang Propesional
b. Sebagai bahan acuan bagi Pengelola Laboratorium IPA untuk menjalankantugasnya
BAB II
RENCANA KEGIATAN LABORATORIUM IPA
A. Denah Laboratorium
DESAIN RUANG LABORATORIUM IPA Keterangan :
SMP IT Kholiliyah Jepara 1 Meja Praktikum/Meja siswa
3 m 12 m
2 Meja LCD
11 10 3 Meja Demonstrasi
14 4 Meja Pembimbing
B 5 Meja Alat
8 m 6 Meja samping /keramik/tempat tas
13 A 7 Bak cuci
13 9 8 Lemari penyimpanan
C 9 Papan tulis
B. Penataan Alat dan Bahan
Penataan alat dan bahan praktik IPA sangat bergantung kepada fasilitas yangada di laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium. Fasilitas yang dimaksuddalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan khusus (gudang), ruang persiapan,dan tempat-tempat penyimpanan seperti lemari, kabinet, dan rak-rak.Untuk menata alat dan bahan praktik IPA ada beberapa hal yang perludikerjakan terlebih dahulu, yaitu pekerjaan sebagai berikut:
1. ruang laboratorium beserta tempat-tempat penyimpanan alat danbahan yang tersedia, misalnya lemari, laci, dan rak.
2. Mendata dan memeriksa alat dan bahan dalam hal macamnya, jumlahnya, sifatfisiknya, harganya, dan sebagainya.
3. Mengelompokkan alat dan bahan sesuai dengan kelompok mata pelajaran (fisika,IPA, dan biologi) atau sesuai dengan katalog yang dirujuk.
C. Pengadministrasian Alat dan Bahan
Untuk memudahkan pengecekan, penggunaan, pemeliharaan, pengadaan, danterutama pertanggungjawaban, semua fasilitas dan alat-alat/bahan di laboratoriumharus diadministrasikan. Pengertian pengadministrasian disini adalah pencatatannama alat/bahan, jumlahnya, ukurannya, mereknya, nomor kodenya, dan tempatpenyimpanannya.Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan laboratorium ini diperlukan formatatau buku perangkat administrasi yang meliputi:
1. Buku inventaris
2. Kartu stok
3. Kartu permintaan/peminjaman alat/bahan
4. Buku catatan harian
5. Kartu alat/bahan yang rusak
6. Kartu reparasi
7. Format label
Buku lainnya yang dapat melengkapi perangkat administrasi di atas antaralain:
1. Daftar alat dan bahan sesuai dengan LKS
2. Program semester kegiatan laboratorium
3. Jadwal kegiatan laboratorium
D. Pengadaan Alat dan Bahan
Untuk melengkapi atau mengganti alat dan bahan yang rusak, hilang, atauhabis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat dan bahandipikirkan hal-hal berikut:
a. Percobaan apa yang akan dilakukan
b. Alat dan bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas)
c. Apakah dana tersedia
d. Prosedur pembelian
e. Pelaksanaan pembelian
Prosedur pengadaan alat dan bahan biasnya dimulai dengan penyusunandaftar alat dan bahan yang akan dibeli. Daftar pengusulan diperoleh dari usulanmasing-masing guru IPA yang dikoordinasikan oleh penanggung jawab laboratorium.Daftar alat dan bahan yang akan dibeli dibuat berdasarkan programsemester/program kegiatan laboratorium atau berdasarkan analisis LKS.Daftar alat dan bahan yang dibeli harus dilengkapi dengan spesifikasi alat danbahan, kemudian alat dan bahan disusun berdasarkan prioritas, artinya tentukan alatdan bahan yang terlebih dahulu yang akan digunakan.Daftar alat yang akan dibeli dipisahkan dari daftar bahan. Setelah selesaipenyusunan daftar alat/bahan, daftar ini diserahkan oleh penanggung jawablaboratorium kepada kepala sekolah.
E. Tata tertib Laboratorium IPA
1. Siswa tidak dibenarkan masuk kedalam Lab tanpa izin Guru Pembimbing.
2. Siswa masuk Laboratorium tidak dibenarkan memakai sepatu.
3. Siswa masuk Laboratorium tidak dibenarkan membawa makanan.
4. Siswa diwajibkan menempati tempat yang sudah ditentukan sesuai kelompok kerja.
5. Alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan petunjuk Praktikum .
6. Jika ada alat-alat yang rusak siswa segera melaporkan kepada guru pembimbing.
7. Jika terjadi kecelakaan dalam Praktikum segera melaporkan kepada gurupembimbing.
8. Setelah melakukan Praktikum siswa harus mengembalikan Alat/bahan ketempatsemula dalam keadaan bersih.
9. Labor harus dalam keadaan bersih setelah selesai kegiatan
10. Kerusakan atau kehilangan alat terjadi akibat kelalaian siswa, siswa ataukelompok kerjanya harus menggantinya.
11. Siswa yang tidak mengindahkan tata tertib dapat diberi sangsi /dikeluarkan dariLaboratorium.
CATATAN: Jam-jam yang bertabrakan diadakan penyesuaian dengan materi yangdipraktikumkan atau Demonstrasi
BAB III
ORGANISASILABORATORIUM IPA
Organisasi laboratorium IPA adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium IPA, untuk mencapai tujuan.Mengorganisasikan laboratorium IPA berarti menyusun sekelompok orang ataupetugas dan sumberdaya yang lain untuk melaksanakan suatu rencana ata programguna mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang paling berdaya gunaterhadap laboratorium IPA. Petugas yang terlibat langsung dalam organisasi laboratorium IPA adalah sebagai berikut:
1. KEPALA SEKOLAH
a. Memberi tugas kepada personil-personil yang menjadi tanggungjawabnya.
b. Memberi bimbingan, motifasi, pemantauan dan evaluasi kinerja petugas
c. Memotifasi guru IPA untuk kegiatan laboratorium
d. Menyediakan dana operasional kegiatan laboratorium
2. WAKA KURIKULUM
Membantu tugas kepala sekolah dalam bidang kegiatan pembelajaran dilaboratorium.
3. WAKA SARANA PRASARANA
Membantu tugas kepala sekolah dalam bidang sarana dan prasarana Laboratorium
4. PENANGGUNGJAWAB TEKNIS LABORATORIUM
a. Bertanggungjawab atas kelengkapan administrasi
b. Bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan laboratorium
c. Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan laboratorium
d. Bertanggung jawab atas kebersihan, penyimpanan, perawatan dan perbaikan alat-alatLaboratorium.
5. KOORDINATOR LABORATORIUM
a. Mengkoordinasi guru-guru IPA dalam penggunaan laboratorium
b. Mengusulkan kepada penanggungjawab laboratorium untuk pengadaan alat dan bahan praktek.
6. GURU
a. Merencanakandanmengaturpelaksanaanpraktikumsecarateratur
b. Melakukanpretespraktikum
c. Memantaudanmengevaluasikegiatanpraktikum
7. LABORAN
a. Mengerjakan tugas – tugas administrasi laboratorium
b. Menyimpan semua alat dan bahan secara rapi sesuai dengan jenisnya
c. Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat dan bahan yang telah digunakan
d. Merawat semua alat/bahan/fasilitas laboratorium
e. Bertanggung jawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium beserta perlengkapan lainnya
STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM IPA
SMP IT KHOLILIYAH JEPARA
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan program kerja Laboratorium IPA di SMP IT Kholiliyah Jepara inidiharapkan menjadi solusi dalam menyiasati besarnya tanggung jawab yang diembanoleh mata pelajaran IPA di sekolah. Dengan adanya pelaksanaan program kerja inisebagai agenda rutin di SMP IT Kholiliyah Jepara, diharapkan nilai-nilai sains yang telahdipelajari oleh siswa tidak hanya sekedar menjadi pengetahuan atau hapalan tetap hendaknya menjadi suatu bekal di tengah-tengah kehidupan sehari-hari.
B. Saran
Laboratorium IPA sebagai sarana sumber belajar yang nyata untuk siswabelajar perlu dipelihara kebersihan dan kenyamanannya. Untuk itu laboratorium IPA tidak hanya dikelola oleh koordinator laboratorium IPA saja tetapi diperlukan jugaseorang laboran yang siap setiap saat membantu guru IPA menyelenggarakanpraktikum di laboratorium.Dengan keterbatasan tenaga dan waktu, koordinator laboratorium juga sangatmemerlukan tenga kebersihan yang rutin untuk membersihkan ruang laboratorium,sehingga ruangan selalu dalam keadaan bersih dan siap pakai.Demikian kiranya saran yang dapat diberikan kepada pihak sekolah untukditindaklanjuti.

Mengenal Bahan Kimia dan Simbol Bahaya


Pengenalan terhadap bahan kimia merupakan hal yang sangat penting dan suatu keharusan bagi siapa saja yang berada dalam lingkungan bahan kimia (laboratorium atau gudang kimia) atau yang akan mengemas, menggunakan, atau memperlakukan bahan kimia itu dalam pekerjaan tertentu.

Wujud bahan kimia dapat berupa padatan, cairan maupun gas. Bahan kimia berwujud padatan dapat bersifat higroskopis seperti NaOH, KSCN, atau bersifat mudah menguap/menyublim seperti I2, (NH4)2CO3, C10H8(naphthalene), atau bersifat peka terhadap cahaya seperti KMnO4, AgNO3, atau bersifat peka terhadap air seperti logam Na, K, atau bersifat peka terhadap udara/oksigen seperti fosfor.

Bahan kimia berwujud cairan dapat bersifat mudah menguap seperti CHCl3, CH3COCH3 (acetone), HCl, atau mudah terbakar seperti CH3OH, C6H14 (hexane). Sedangkan bahan kimia berwujud gas seperti gas H, He, N2.

Sifat bahan kimia terbagi sifat fisis dan sifat kimia. Sifat-sifat ini meliputi wujud, warna, bau, berat jenis, titik didih, titik lebur, titik nyala, titik bakar, viskositas, higroskopis, kelarutan dalam air, rumus molekul, dsb.

Sebagian bahan kimia merupakan pencemar bagi lingkungan, sebagian ada yang bersifat mudah terbakar, mudah meledak, korosif, racun, merusak organ tubuh, atau meracuni organisme.

Bahan kimia yang diperdagangkan sering disertai dengan simbol tertentu pada label kemasan, dimaksudkan untuk mengetahui potensi bahaya atau akibat yang dapat ditimbulkan dari bahan kimia tersebut. Beberapa simbol yang sering dijumpai pada bahan kimia yang diperdagangkan sebagai berikut:
HARMFUL
Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan. Misal NaOH, C6H5OH, Cl2

TOXIC
Bahan kimia bersifat racun,  dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit. Misal CCl4, H2S, C6H6


CORROSIVE
Bahan kimia bersifat korosif,  dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. MisalH2SO4, HNO3, HCl

FLAMMABLE
Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala/terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api. MisalC2H5OC2H5, CS2, C2H2


EXPLOSIVE
Bahan kimia bersifat dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Misal KClO3, NH4NO3C6H2(NO2)3CH3

OXIDISING
Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik, bahan pereduksi, dll. Misal KMnO4, H2O2, K2Cr2O7


NATURE POLLUTING
Bahan kimia bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan kehidupan. Misal AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2


Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukanlah berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya, untuk itu diperlukan kehati-hatian dalam penanganan bahan kimia.

Daftar Pustaka
Mulyono, 2008, Membuat Reagen Kimia di Laboratorium, Bumi Aksara, Jakarta
Keith Furr, 2000, CRC Handbook of Laboratory Safety, 5th ed, CRC Press, Washington

Kamis, 26 September 2013

Enzim pada Sistem Pencernaan beserta Fungsinya

Enzim adalah suatu getah / cairan yang dihasilkan oleh kelenjar pencernaan. Untuk dapat mempelajari mengenai enzim terkadang berikut adalah tabel enzim yang Insya Allah lengkap dan dapat digunakan untuk mempermudah bagi pelajar dalam menghafalkan berbagai enzim yang ada dalam tubuh.


No.
Nama Enzim
Letak
Fungsi
Penghasil
Mengubah
Menjadi
1.
Ptialin / Amilase
Mulut
Amilum
Maltosa
Kelenjar Ludah
2.
Pepsin
Lambung
Protein
Pepton
Lambung
3.
Renin
Lambung
Mengendapkan kasein susu
Lambung
4.
Amilase
Usus 12 Jari
Maltosa
Glukosa
Pankreas
5.
Tripsin
Usus 12 Jari
Pepton
Asam Amino
Pankreas
6.
Lipase
Usus 12 Jari
Lemak
Asam Lemak & Gliserol
Pankreas
7.
Erepsin
Usus Halus
Pepton
Asam Amino
Usus 12 Jari
8.
Maltase
Usus Halus
Maltosa
Glukosa + Glukosa
Usus Halus
9.
Sukrase
Usus Halus
Sukrosa
Glukosa + Fruktosa
Usus Halus
10.
Laktase
Usus Halus
Laktosa
Glukosa + Galaktosa
Usus Halus
Semoga bermanfaat.

Kelainan/Penyakit Sistem Gerak pada Manusia

1. Riketsia
Riketsia terjadi karena kekurangan vitamin D yang membantu penyerapan kalsium dan fosfor dari darah hingga pengerasan tulang. Penyakit ini terjadi pada anak. Riketsia menyebabkan tulang kaki tumbuh membengkok. Penyembuhan dan pencegahan dari penyakit
ini adalah dengan penambahan kalsium, fosfor, dan vitamin D ke dalam diet. Vitamin D bisa didapat dengan berjemur di panas matahari.
2. Osteoporosis
Osteoporosis disebabkan karena kekurangan mineral. Cobalah ingat kembali macam mineral penyusun tulangmu! Osteoporosis umumnya terjadi pada orang dewasa. Orang tua biasanya menghasilkan lebih sedikit hormon, sehingga osteoblast sebagai pembentuk tulang kurang aktif, dan massa tulangpun jadi berkurang. Tulang yang kekurangan mineral menjadi rapuh dan mudah patah.
3. Fraktura (Patah Tulang)
Meskipun kuat dan lentur, tulang-tulang bisa patah. Patahnya tulang disebut fraktura. Fraktura tertutup terjadi jika tulang patah tetapi bagian ujung yang patah tidah menembus kulit. Fraktura terbuka terjadi jika ujung tulang yang patah keluar menembus kulit.
Dalam masa penyembuhan, ujung patahan tulang harus saling ditempelkan. Periosteum akan membuat sel-sel tulang baru. Jaringan tulang baru yang tebal (disebut kalus) terbentuk di sekitar patahan menutup keretakan. Jaringan yang bertambah tebal tersebut hilang saat tulang kembali ke bentuk semula dengan bantuan osteoklast. Penyembuhan patah atau retaknya tulang selalu dibantu dengan pembalut agar tidak mudah bergeser.
4. Artritis
Artritis adalah penyakit sendi. Penderita penyakit ini mempunyai tulang rawan sendi yang rusak. Kerusakan ini menyebabkan sendi menjadi sakit dan bengkok. Kadangkadang sendi yang terkena artritis tidak dapat digerakkan. Rematik adalah salah satu bentuk artritis.  Sebab terjadinya artritis belum diketahui dengan pasti. Menghindari infeksi yang akut dan mengonsumsi makanan yang seimbang mengurangi terjadinya artritis.
5. Lordosis
Lordosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang berlebihan ke arah depan di bagian pinggang. Orang yang mengalami kelainan ini pinggangnya terlihat lebih menonjol ke depan. Lordosis bisa disebabkan karena perut penderita yang terlalu besar (misalnya karena hamil atau kegemukan), riketsia, atau karena kebiasaan yang salah.
6. Kifosis
Kifosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang berlebihan di bagian dada ke arah belakang. Penderita kifosis tubuhnya terlihat bungkuk. Kifosis bisa disebabkan karena, penyakit (misalnya TBC dan riketsia) atau kebiasaan duduk yang salah.
7. Skoliosis
Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping. Skoliosis bisa disebabkan oleh polio atau kebiasaan duduk atau berposisi yang salah.